Wednesday 27 May 2015

sedikit cerita tentng anak rohingnya

catatan dari seorang relawan yang menangani manusia perahu asal Rohingnya ;





Sahabat...
Kejadian dlm dua foto terjadi saat bersamaan...
Saat pak budhi dengan semangat membagikan permen dan coklat kepada anak-anak Rohingya di Penampungan Kuala Cangkoi, Aceh Utara.
Banyak anak-anak berlari berebut menghampiri Pak Budhi mendapatkan permen dan coklat. "Uncle uncle ... Candy candy", sebagian lagi teriak "Uncle uncle  .., pusha pusha" mereka meminta coklat. Dua makanan yg pasti semua anak di dunia menggemarinya.
Dalam keriuhan yg terjadi akibat teriakan gembira anak-anak..
Saya melihat seorang anak kecil di bawah lima tahun ini. Tangan kanan menggenggam permen dan tangan kirinya menggengam sepatu kecilnya.
Dia datangi hampir semua relawan yg sdg menyaksikan Pak Budhi membagikan permen.
Dia datangi seorang relawan, lalu dia peluk kaki relawan tersebut. Relawan tersebut kaget lalu berusaha melepas pelukan anak tersebut lalu menyuruh anak tsb ke arah Pak Budhi. Maksudnya utk menerima permen dan coklat dr Pak Budhi.
Anak itu pun mendekati relawan yg lain jg menyaksikan Pak Budhi. Dia peluk kembali kaki relawan tsb. Relawan tsb pun kaget dan melepaskan pelukan sambil menyuruh ke arah pak budhi.
Begitu dan begitu terus yg terjadi...
Sampai akhirnya anak tersebut mendatangiku, lalu dia memeluk kakiku.
Aku pun terkaget. Sangat kaget. Terlebih anak tsb seraya berkata yg berbeda dgn anak-anak yg lain..
"Daddy daddy ...!"
Apa yg anak ini inginkan...?Itu yg terlintas di benakku.
Lalu aku membungkuk dan dia mengangkat tangan kirinya seraya menunjukkan sepatunya..
Barulah aku mengerti, dia sdh cukup dgn permen satu buah di genggaman tangan kanan, padahal anak-anak lain tetap berebut mendapatkan sebanyak-banyak, sampai hampir-hampir handphone yg dipinggang Pak Budhi terjatuh krn disangka tempat menyimpan permen.
Anak ini tidak, dia hanya minta dipasangkan sepatu.
Sambil tetap berpikir dan terenyuh, aku pasangkan di kedua kaki kecilnya.
Aku teringat akan kebiasaan anak-anakku ketika hendak bermain keluar rumah, selalu meminta aku memasangkan sepatu mereka.
Dan sekarang, seorang anak kecil memanggilku "Daddy daddy ...!" Seraya mengacungkan sepatunya.
Kenapa dia tdk memanggilku "Uncle uncle"?
Kenapa memanggil "Daddy daddy"?
Kemana orang tuanya?
Kemana saudara-saudaranya?
Apa yg telah terjadi dgn kedua orang tua anak tsb?
Beragam pertanyaan timbul sambil tetap memasangkan sepatu di kakinya.
Begitu selesai, dia tersenyum gembira dgn mata berbinar. Kami saling menatap tersenyum lalu dia berbalik dan berlari gembira serta aku iringi dgn menatap dia menjauh sambil tanpa terasa ada air mata di kelopak mataku.
Penjelasan hari ini, dari Kepala Kantor Imigrasi, Pak Akmal, bahwa banyak anak-anak rohingya di Kuala Cangkoi yg sebatang kara.
Dgn beragam kemungkinan,
Orang tua mereka sdh meninggal di tanah Arakan, atau
Orang tua mereka meninggal di kapal, atau
Orang tua mereka menitipkan anak tersebut di kapal, krn konon mereka yg naik kapal hrs bayar 5juta s.d 15juta...
Entahlah, aku tdk berani menebak krn hanya membikin perasaanku sakit...
Dan sakitnya tuh ada di sini ...
26 Mei 2015
Di atas kendaraan antara Pidie - Banda Aceh




Halo, saya balik lagi... :)

Setelah sekian tahun tidak membuat konten disini dan lebih banyak berkarya di Youtube, akhir akhir ini saya kembali teringat bahwa ternyata ...